CAREER CLASS: DEALING WITH FAMILY ABOUT YOUR CAREER
Yeaay, kembali lagi dengan post sharing catatan nia yang ke-dua. Kali ini aku mau sharing catatan dari Kelas Umum yang diadakan oleh @careerclass_id via live di instagram tanggal 21 Juni 2020. Narasumbernya adalah Kurniawan Gunadi (@kurniawan_gunadi), cus langsung check instagramnya karena banyak insight yang akan memacu kita untuk terus bertumbuh menjadi versi terbaik diri kita :)
Langsung aja ya teman-teman ke hasil sharingnya ...
"Ketika kita memilih suatu pilihan, maka kita harus bertanggung jawab atas pilihan yang kita buat tersebut."
Untuk teman-teman yang saat ini statusnya mahasiswa/i, please gunakan kesempatan tersebut untuk explore sebanyak-banyaknya, cari bidang yang ingin ditekuni dan disenangi (harus enjoy dan happy saat dikerjakan).
Gunakan kesempatan yang hanya bisa digunakan ketika kita adalah seorang mahasiswa/i, misalnya magang atau kerja praktek.
Adapun pencapaian akademis yang kita raih adalah sebagai bukti kepada orang tua bahwa kita sudah bertanggung jawab dan berusaha dengan maksimal. Ketika nantinya kita akan menyampaikan karir goals atau tujuan di dalam hidup kita ini, dengan menyodorkan pencapaian tersebut at least orang tua percaya dan mau mendengarkan.
Tips dari mas gun jika kita ingin berkomunikasi dengan orang tua terhadap rencana karir kita atau apapun itu, gunakanlah bahasa yang mudah dipahami oleh mereka, sebab orang tua adalah produk lama yang tidak paham dengan bahasa milenial. Misal kita mau kerja sebagai software engineer atau bekerja di perusahaan start up, sampaikanlah dengan penjelasan yang sederhana.
Tips dari mas gun jika kita ingin berkomunikasi dengan orang tua terhadap rencana karir kita atau apapun itu, gunakanlah bahasa yang mudah dipahami oleh mereka, sebab orang tua adalah produk lama yang tidak paham dengan bahasa milenial. Misal kita mau kerja sebagai software engineer atau bekerja di perusahaan start up, sampaikanlah dengan penjelasan yang sederhana.
Tentukan plans/goals/dreams -> komunikasikan dengan orang tua -> cari circle atau networking yang sefrekuensi sebagai daya dukung untuk kolaborasi.
Semua orang tua ingin anaknya hidup sejahtera, jika kita ingin jalannya mudah maka pastikan doa kita sudah in-line dengan doa orang tua. Because ridho ortu is the KEY! Selama ring 1/ circle terdekat yaitu orang tua paham dengan rencana hidup kita, maka pandangan orang lain sudah tidak perlu dipikirkan.
Lalu bagaimana cara pertama untuk mengajak orang tua diskusi?
Jawaban dari mas gun adalah nekat aja, lakuin apa pun risikonya, tapi kita harus pandai-pandai mencari waktu yang tepat, siapkan pula bahannya (bisa berupa materi ppt), berikan juga bukti nyatanya (contoh profil orang-orangyang sukses pada bidang tersebut).
Namun sebelumnya yang perlu kita ingat adalah pahami risiko dari pekerjaan kita -> sebagai antisipasi. Pahit-pahitnya tidak perlu dikomunikasikan dengan orang tua yaa, cukup yang manis-manisnya saja, biar di-approved :D
Jika proposal yang kita ajukan tidak di approve oleh orang tua maka tidak mengapa, selama masih ada hal-hal yang bisa di acc. Misal dari 10 poin yang kita ajukan, ada 6 yang di approve, maka 4 poin yang lainnya tidak perlu terlalu dipikirkan dan dibuat pusing sampai otot-ototan dengan orang tua. No no..
Pada dasarnya orangtua ingin yang terbaik dan pasti memiliki kekhawatiran terhadap masa depan anaknya, maka tugas kita adalah memberikan kepahaman dan menunjukkan dampak positif pada keluarga. Jangan sampai hambatan kita dalam melakukan aktivitas saat ini berasal dari orang tua/pasangan/ orang-orang terdekat (support system utama).
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Lakukanlah validasi, ekspektasi orang tua harus benar-benar dipastikan jangan sampai hal ini hanya menjadi asumsi dan beban di pikiran kita saja. Tanyakan pada mereka, hal apa yang bisa membuat mereka bahagia dan bangga? bagaimana caranya? Bisa jadi hal tersebut sangat sederhana. Misal kita berekspektasi mereka akan bahagia jika kita membelikan tiket umroh, ternyata inginnya mereka sederhana, meminta frekuensi kita untuk pulang ke rumah menjadi lebih sering.
So validasi ini sangatlah penting untuk segera dilakukan.
Libatkan orang tua dalam segala emosi atau kondisi tertentu, baik susah maupun senang, karena peran kita sebagai anak akan selalu ada, tidak pernah tereliminasi dan dihapuskan. Bagi orang tua yang terpenting adalah kehadiran kita dan perasaan bahwa orang tua masih dibutuhkan.
Tugas orang tua sebatas membimbing dan mengarahkan anak, sedangkan skills atau bekal yang harus anak-anak miliki adalah kemampuan untuk bisa membuat pilihan dan memahami resikonya. Sebab hidup tidak hanya sekedar menjalani fase dari lahir, sekolah, menikah, bekerja, tetapi ada hal-hal yang harus kita isi atau tunaikan, ada peran-peran yang harus kita ambil sebagai pembelajaran dan tanggung jawab yang harus diselesaikan.
Closing statement dari mas gun:
"Selalu libatkan orang tua dalam setiap step goals kita , minimal adalah doanya, kehadirannya, dapatkan restu dari ring pertama. Karena kita butuh dukungan, jangan jalan sendirian, dan jangan sampai energi kita habis hanya untuk bertengkar lalu pada akhirnya menjadi hambatan untuk mencapai goal kita".
Teruslah menulis kalau๐
ReplyDeleteHihihi siaap insyaallah yaa, semoga ada manfaatnya ๐✨
Delete