Pelajaran Dari Kematian
Allah Al Muhyi, Allah yang Maha Menghidupkan, dan Allah Al Mumit, Allah yang Maha Mematikan. Hanya Allah yang kuasa untuk membuat makhluk menjadi hidup, dan tidak ada satupun yang bisa membuat makhluk menjadi mati kecuali Allah.
Kata kematian seringkali menjadi mimpi buruk serta ketakutan bagi kebanyakan manusia, sebab ia datang tidak kenal waktu dan tanpa aba-aba. Bagian terburuk dari kematian bukanlah tentang terputusnya kenikmatan di dunia, melainkan mengenai terputusnya amal orang-orang yang telah meninggal dunia.
Kematian artinya terputuslah amal kebaikan seseorang, kecuali melalui tiga hal, yaitu:
- Shadaqah jariyyah
- Ilmu yang bermanfaat
- Anak shalih yang mendoakannya.
Amal-amal ini sungguh istimewa karena membutuhkan persiapan dan usaha dari dirinya masing-masing. Maka sungguh jika kita sudah memahami hakikat mengenai kehidupan yang sementara ini maka kita akan benar-benar mempersiapkan bekal terbaik. Mengerahkan seluruh perhatian untuk bersiap menjadi penduduk surga, tidak bersantai dan terus melakukan perbuatan sia-sia, bukankah tujuan akhir kita di sana? Memang sunnatullah, jalannya pasti tidak mudah. Jika mudah apakah sesuai dengan balasan surga?
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya,” (QS Al-Baqarah: 25).
“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa. Di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau. Dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya. Dan sungai-sungai khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya. Dan sungai-sungai madu yang murni,” (QS Muhammad 15).
Dunia ini adalah tempat ujian kita semua, tentang siapa di antara umat manusia yang lebih baik amalnya. Tentang siapa yang bersusah payah untuk melakukan amal kebaikan. Allah Al 'alim, Allah Maha Mengetahui mengenai amal-amal yang kita kerjakan dan Allah Al 'Adl, Allah Maha Adil, kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya akan Allah beri balasan.
Allah Ta’ala berfirman,
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)
Maka sudah sepatutnya kita saling berlomba untuk menjadi hambaNya yang bertakwa dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya.
Abu Hurairah menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (dunia).” Kemudian para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pemutus kelezatan (dunia) itu?” Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kematian.” (HR. Al Baihaqi dalam Syua’abul Iman).
Namun manusia seringkali bahkan terlalu sering lupa, mudah terlena dengan manisnya godaan semu yang Allah ciptakan. Tidakkah kita mengambil pelajaran bahwa kematian bisa saja mendatangi kita? Maka cukuplah kematian menjadi pengingat kita semua.
Namun manusia seringkali bahkan terlalu sering lupa, mudah terlena dengan manisnya godaan semu yang Allah ciptakan. Tidakkah kita mengambil pelajaran bahwa kematian bisa saja mendatangi kita? Maka cukuplah kematian menjadi pengingat kita semua.
Comments
Post a Comment