Percaya pada-Nya :)

Sumpah, gagal itu nggak enakin banget, ya iyalah yang namanya gagal itu berarti kita harus berbesar hati menunda kemenangan kita. Tapi jujur, the hardest part is to face it! nyiapin hati dan mental untuk menerima semua kegagalan itu yang kayaknya mahal banget. Selama ini saya mencoba untuk bersabar, mencoba menerima semua nasihat yang banyak orang berikan untuk saya, tapi akhirnya setelah beberapa kali gagal, air mata keluar juga. Sebagai seorang muslimah yang insyaAllah senantiasa berhusnudzan kepada sang Pemilik Rencana ini saya mencoba mengoreksi diri. Hendak kemanakah saya? Sulit sekali untuk menenangkan diri, saya pun mencoba mendekatkan diri kepada Allah, meminta sebuah petunjuk. Kemanakah takdir akan membawa saya? Saya akan mencoba untuk menunggu dan menerima semua takdir Allah. Saya percaya pada-Nya :)

Comments

  1. Dian AkbarAugust 2, 2013 at 4:02 PM

    Semangat Nia, percaya bahwa kau pasti akan diberikan yang terbaik oleh-Nya :D

    (Mmm, blognya ganti yah, pantesan gak bisa diakses :P)

    ReplyDelete
  2. ferdaniaSeptember 13, 2013 at 12:39 AM

    Udah aku bales lewat email deh kayaknya, tpi gak ke publish ya? Hehehehee.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tuntutan

Saat seseorang dituntut oleh orangtua dan dunia. Saat itulah seseorang merasa terbebani, tertekan dan takut menghadapi masa depan itu sendiri.   Dia tidak lain merupakan seorang pengecut dan peniru yang tak bisa menemukan jalan pulangnya sendiri. Seseorang itu selalu membutuhkan patokan untuk melangkah. Dunia ini penuh persaingan dan harus bisa mengalahkan setiap orang untuk menjadi yang pertama agar dapat terlihat. Tidak bisakah kita mengubah pandangan tentang hal ini??? Banyak korban yang berjatuhan karena disalahpahamkan akan pengertian sukses dan keberhasilan. Kebahagiaanpun sudah jauh diabaikan untuk mendapatkan gelar kesuksesan. Jadilah orang besar yang kemudian kesuksesan akan mengikuti di belakangmu. #terinspirasi dari film 3 idiots  
continue the story »

Sedikit Cerita di Masjid Al-Falah

Hari ini aku bersaksi di bawah naungan Masjid Al Falah mengadu kepada Allah tentang hidup yang baru kujalani selama kurang lebih 17 tahun ini. Malam ini setelah melakukan kewajiban shalat isya bagi umat Islam, terasa begitu istimewa bersama dua orang temanku elita dan icha, bertiga kami duduk di atas karpet dingin saling berhadapan menceritakan apa yang menjadi beban di hati. Semua cerita yang telah lama terpendam keluar begitu saja mengalir bersama air mata yang menuruni pipi dengan deras. Satu kesamaan dari kami yaitu kami terbiasa meninggalkannya sendiri, memendamnya hingga entah berapa tahun ke depan lagi.  Sebelumnya, aku teringat kejadian siang tadi, saat aku menghadiri acara ulang tahun temanku di sebuah lesehan “Juminten”, aku melaksanakan shalat dzuhur dan berusaha khusyuk ketika akhirnya aku menangis beriringan dengan gerakan shalat yang ku lakukan. di penghujung shalat aku tengah bersujud beralaskan sajadah merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah atas ...
continue the story »